Sabtu, 03 November 2012

Khalifah Ustman Bin Affan



 Ustman Bin Affan

a. Biografi
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarsyi, berasal dari Bani Umayah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah Saw. Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain  yang punya dua cahaya. Sebab digelari Dzunnuraian, karena beliau menikahi dua putri Rasulullah, yakni Ruqayah dan Ummu Kultsum. Ustman bin affan terkenal pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Rasulullah SAW berkata : “Umatku yang benar-benar pemalu adalah Ustman bin Affan”.
Sebelum memeluk Islam, ia sudah dikenal sebagai seorang pedagang yang kaya raya. Ia juga mempunyai sifat-sifat mulia lainnya, seperti sederhana, jujur, cerdas, shaleh dan dermawan. Ketika telah memeluk agama Islam, pada usia usia 34 tahun bersama Thalhah bin Ubaidilah, selain dikenal sebagai salah seorang sahabat terdekat nabi, ia juga dikenal sebagai seorang penulis wahyu. Ia selalu bersama Rasulullah SAW, dan selalu mengikuti semua peperangan kecuali perang Badar karena Rasulullah SAW memerintahkan Utsman untuk menunggui istrinya, Ruqoyyah, yang saat itu sedang sakit keras.
1.      Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum;
2.      Memperluas masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya;
3.      Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut; dan
4.      Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering. [1]


b. Proses Pengangkatan Khalifah ustman Bin Affan
Menjelang wafatnya Umar bin Khattab, beliau menunjuk 6 orang sahabatnya untuk dicalonkan sebagai pengganti. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah. Keenam orang tersebut disebut sebagai Ahlul Halli wal Aqdi. [2]
Alasan Umar menunjuk keenam orang tersebut karena ia merasa tidak sebaik Abu Bakar dalam menunjuk penggantinya, juga tidak sebaik Rasulullah SAW untuk membiarkan para sahabat memilih pengganti. Maka diambillah jalan tengah dengan membentuk tim formatur untuk bermusyawarah menentukan pengganti dirinya
Karena kelompok tersebut  beranggotakan 6 orang, maka untuk mencegah terjadinya suara yang sama ketika diadakan voting, dimasukkanlah Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khattab. Abdullah bin Umar hanya berhak memilih, namun tak berhak untuk dipilih sebagai khalifah. Dari hasil voting, terpilihlah Utsman bin Affan sebagai khalifah selanjutnya. Ia dipilih pada bulan Dzulhidzah tahun 23 H dan dilantik pada awal Muharram 24 H.

c. Perkembangan peradaban Islam pada masa Khalifah Ustman Bin Affan
Utsman bin Affan Menjabat sebagai khalifah semenjak 23-35 H atau 644-656 Masehi. Ia merupakan khalifah yang memerintah terlama, yaitu 12 tahun. Dari segi politik, pada masa pemerintahannya ia banyak melakukan perluasan daerah islam dan merupakan khalifah yang paling banyak melakukan perluasan. Hal ini sebanding dengan lamanya ia menjabat sebagai khalifah. Pada masanya, Islam telah berkembang pada seluruh daerah Persia, Tebristan, Azerbizan dan Armenia. Pesatnya perkembangan wilayah Islam didasarkan karena tingginya semangat dakwah menyebarkan agama Islam. Selain itu, sikap para pendakwah Islam yang santun dan adil membuat Islam mudah untuk diterima para penduduk wilayah-wilayah tersebut.
Selain banyak melakukan perluasan daerah, dari segi politik, Utsman adalah khalifah pertama yang membangun angkatan laut. Alasan pembuatan angkatan laut tersebut masih berhubungan dengan keinginan untuk memperluas daerah Islam. Karena untuk mencapai daerah-daerah yang akan ditaklukkan harus melalui perairan, Utsman berinisiatif untuk membentuk angkatan laut. Selain itu, pada saat itu banyak terjadi serangan-serangan dari laut. Hal ini semakin memperkuat alasan Utsman untuk membentuk angkatan laut.
Dari segi ekonomi, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal, Ustman hanya melanjutkan pelaksanaan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Namun, pada masa Utsman, Ia dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari baitul maal untuk diberikan kepada kerabat-kerabatnya. Padahal, tujuan dari pemberian uang tersebut karena Utsman ingin menjaga tali silaturahim. Selain itu, disamping dari segi baitul maal, Utsman juga meningkatkan pertanian. Ia memerintahkan untuk menggunakan lahan-lahan yang tak terpakai sebagai lahan pertanian.
Dari segi pajak, Utsman, sama seperti dari segi baitul maal, melanjutkan perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun sayangnya, pada masa Utsman pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana ketika masa Umar. Pada masa Utsman, demi memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia banyak melakukan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya.
Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.
Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di mesjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek)  masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi.Akhirnya sahabat Huzaifah bin  Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Para pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Utsman menjadi dua periode, enam tahun pertama merupakan masa pemerintahan yang baik dan enam tahun terakhir adalah merupakan masa pemerintahan yang buruk. Pada akhir pemerintahan Utsman, terjadi banyak konflik, seperti tuduhan nepotisme dan tuduhan pemborosan uang Negara. Tuduhan pemborosan uang Negara karena Utsman dianggap terlalu boros mengambil uang baitul maal untuk diberikan kepada kerabatnya, dan tuduhan nepotisme karena Utsman dianggap mengangkat pejabat-pejabat yang merupakan kerabatnya. Padahal, tuduhan ini terbukti tidak benar karena tidak semuanya pejabat yang diangkat merupakan kerabatnya. Selain itu, meski kerabatnya sendiri, jika pejabat tersebut melakukan kesalahan, maka Utsman tidak segan-segan untuk menghukum dan memecatnya.

d. Wafatnya Utsman bin Affan Khalifah

Tatkala syubhat-syubhat – yang hakikatnya lemah tersebut – tidak dapat terbendung maka api kebencian telah menyulut pada hati-hati para pemberontak. Akhirnya, mereka datang ke Madinah dan mengepung rumah Utsman. Mereka meminta agar Utsman meninggalkan kekhalifahannya atau mereka akan membunuhnya.
Namun, Ibnu Umar segera masuk menemui Utsman dan mendorongnya agar ia jangan sampai menanggalkan kekhalifahannya karena berarti itu telah membuat sunah yang jelek, sehingga setiap kali manusia tidak menyenangi pemimpinnya, maka mereka akan mencopot paksa kepemimpinan tersebut. Utsman pun menyadari bahwa inilah fitnah yang sejak jauh-jauh hari telah diberitakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, Utsman hanya bisa bersabar dan menyerahkan urusannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akhirnya, orang-orang Khawarij tersebut memanjat rumah Utsman, lalu pedang-pedang mereka mengalirkan darah Utsman yang suci sedang beliau tengah berpuasa dan membaca kitabullah, hingga tetesan darah pertama tatkala membaca,
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 137)
Di malam hari sebelum Utsman meninggal dunia, ia bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau mengatakan, “Wahai Utsman, berbukalah bersama kami.” Dan tatkala shubuh ia berpuasa dan meninggal dunia di hari itu juga.

Haekal, Muhammad Husain. 2002. Ustman bin Affan Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan. Jakarta : Litera AntarNusa






Errors and Mistakes



Identification of Error Analysis
Para ahli bahasa membedakan antara Error dan Mistake. Menurut Dictionary Teaching and applied Linguistics (1992), siswa membuat Mistake ,ketika mereka kurang perhatian, ceroboh atau halangan-halangan lainnya. Mistake bisa dibenarkan lagi ketika mereka telah memperhatikan lagi. Sementara, Error terjadi ketika kurangnya pemahaman di dalam otak (memiliki konsep yang salah tentang sesuatu). Ini bisa juga disebabkan oleh pembelajaran yag belum selesai, kesalahan konsep dari awal belajar. Meraka yang melakukan Error, tidak mengetahui mana yang benar dan tidak bisa memperbaiki kesalahan mereka.
Untuk membedakan antara Mistake dan Error, Ellis (1997) menyarankan 2 cara :
1.      Mengececk kekonsistenan kesalahannya. Apabila dia kadang-kadang salah, kadang-kadang benar, berarti itu adalah Mistake, tetapi apabila dia selalu salah, berarti itu Error
2.      Menanyakan kembali kepadanya, apakah dia bisa membenarkan kesalahannya, kalau dia bisa, berarti itu Mistake, tetapi kalau dia tidak bisa membenarkan kesalahannya, namanya Error.

Mistake           : pemahaman , pas performance nya salah
Error                : pemahaman salah, performance juga salah


Laporan Sholat Idul Adha 1433




Alhamdulillah, hari ini, Jum’at, 26 Oktober 2012, kita semua umat muslim merayakan Hari Raya Idul Adha 1433H. Sebelum menulis tulisan ini, aq ingin mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Adha 1433H, mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dengan rezeki yang melimpah, serta sehat jasmani dan rohani, Amiin....”
Seperti biasa, setiap lebaran Haji aq ga pulang ke kampung, Sumatera Barat. Karena liburnya ga lama. Aq berlebaran di rumah “ante”(baca: tante) Pamulang-Tangerang Selatan. Rencananya kami sekeluarga akan sholat di Mesjid Mujahiddin depan kantor Wali Kota Tangsel. Tapi, karena parkiran mobil udah penuh, akhirnya diputuskan untuk terus ke sekolah Muhammadiyah-arah Reni Jaya.
Sesampainya di sana, Alhamdulillah masih ada tempat di lapangan. Kami pun menggelar sajadah di tempat itu. Tiba-tiba seorang ibu menyuruh syaf nya diserong ke kanan. Satu syaf itu lurus semua, ga ada yang nyrong. Jadi selama 10 menit itu ibu-ibu sibuk membenarkan posisi syafnya.
Sekitar pukul 07.00, sholat pun dimulai. Tiba-tiba terdengar suara tangisan. Seorang anak laki-laki, berumur sekitar 2 tahun. Dia tidak berhenti menangis. Jadi selama kami sholat, diiringi oleh suara tangisannya. Hufftttt, dalam hati sebenarnya aq sebel banget. Ya ampuuun, kenapa coba ibunya ga ngalah aja, keluar dari syaf dulu kek. Daripada dy membatalkan banyak jemaah. Aq yakin 100% ibu-ibu yang di sekitar itu ga kusyuk sholatnya. Makin lama suara tangisannya makin kencang. Ingin rasanya q bekap mulutnya,hahhaaahha....habis sebel banget.
Aq pun berusaha berkonsentrasi mendengarkan suara imam. Takutnya ketika imam sudah membaca “Allahuakbar” aq malah ga denger. Eeeh benar aja, ketika rakaat k2, waktu sujud, aq nungguin imam membaca Allahuakbar, mana nech, pikir q. Akhirnya aq ngintip ke kanan, masih sujud. Lirik ke kiri, waah paraaah, udah duduk...!!! Aq pun segera duduk, ternyata Cuma aq n adek sepupu q yang masih sujud dari tadi. Hadeeeeeh, malu-maluin banget...Gara-gara dy nech, pikir q kesal....
Sholat pun selesai, dan anak itu masih nangis aja. Akhirnya dy dibawa keluar lapangan oleh ibunya. Tante q juga ngomong, kenapa ibunya ga keluar dari tadi, ga usah ikut sholat, daripada mengganggu banyak orang.
Ketika khatib khutbah, ada lagi suara tangisan anak laki-laki. Ampuuun daaah, ga konsen banget, banyak gangguan L.
Sekitar pukul 07.30, kami pun pulang ke rumah. Udah kelaparan dan langsung menyerbu lontong. Setelah makan, kami pun pergi ke lapangan, karena pemotongan hewan qurban akan segera dimulai. Aq melihat dengan mata kepala q sendiri, ketika 3 sapi itu disembelih. Kasiiaan banget, darahnya ngucur bagai air keran. Lapangan dialiri oleh darah sapi. Anehnya, walau kepalanya udah diputus, masih aja memberontak. Semoga amal ibadah k3 sapi itu diterima oleh Allah, hehehee,,,,#emangnyamanusia :D
Okeee, sekian dulu yaa, laporan hari ini....tunggu cerita-cerita selanjutnya....^_^